Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh, Selasa, 18 September 2012 di Jakarta mengatakan bahwa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menambah jam belajar di sekolah
untuk menangkal efek negatif dunia luar
sekolah.
Menurut
beliau, seperti yang dilansir oleh
Kompas.com, persentase jam belajar anak di sekolah tidak sebanding dengan
dengan kegiatan sepulang sekolah. Anak didik memilki waktu luang yang lebiih
banyak di luar sekolah. Hal ini, menurut Mendikbud, akhirnya memicu peserta
didik melakukan atau bersentuhan dengan tindakan negatif.
Perubahan
jam sekolah sekolah dibutuhkan karena kondisi sosial kita berubah. Orang tua
tak lagi ada di rumah di saat anak pulang dari sekolah. Selain itu, kata Nuh,
permainan jaman sekarang tidak lagi baik sehingga begitu pulang sekolah anak
cenderung liar.
Penambahan
jam sekolah ini direncanakan akan diimplementasikan dalam kurikulum 2013-2014
yang diperkirakan rampung akhir tahun ini. Untuk
SD misalnya, yang sekarang menerapkan jam belajar sebanyak 26 jam pelajaran
dalam satu minggu, nantinya akan ditambah menjadi 30 jam.
Rihan
Iskandar, anggota Komisi X DPR RI, setuju
dengan rencana pemerintah menambah jam belajar siswa ini. Seperti yang
dimuat dalam Kompas. Com, ia juga menambahkan bahwa agar materi pelajaran yang
diberikan diajarkan senyaman mungkin. Selain itu, menurutnya sebelum rencana
menambah jam belajar itu benar-benar direalisasikan, pemerintah dituntut untuk
meningkatkan kapasitas guru-gurunya. Baik secara konten mau pun metodologinya.
Ia mengusulkan, para guru sebaiknya diberikan pendidikan tambahan sehingga
metode pengajarannya tidak konvensional , melainkan interaktif guna menciptakan
suasana belajar di kelas yang menyenangkan.
Sementara
itu, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno
Listiyarti menilai rencana penambahan jam di sekolah adalah suatu kekeliruan
besar, karena hal itu akan membuat siswa semakin tertekan. Menurut Retno selama ini siswa sudah cukup lama berada di
sekolah. Siswa SMA misalnya rata-rata berada di sekolah selama enam sampai
tujuh jam, lima hari dalam seminggu. Hal ini sudah cukup berlebih.
Menurut
Retno, setiap siswa harus diberi lebih banyak waktu untuk mengembangkan kompetensi sosial seperti berorganisasi,
mendorong mereka berlatih berbicara untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Kita
lihat saja, jadikan pemerintah menambah jam pelajaran di sekolah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar