Selasa, 25 September 2012

AKAN ADA 20 PAKET SOAL DALAM UN 2013! PERLU ANTISIPASI DISTRIBUSI DAN PENGAMANAN



               Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggunakan 20 paket soal dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2013. Jumlah ini bertambah banyak daripada pelaksanaan UN di tahun sebelumnya yang hanya menggunakan 5  paket soal. Itu artinya setiap  peserta ujian nasional akan mendapat soal yang berbeda dengan semua peserta ujian lain dalam satu ruang ujian yang sama.
               Mengapa sampai disediakan 20 paket ujian nasional? Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Chairil Anwar Notodiputro, seperti dikutip dari Kompas.com (15/9/2012), menyatakan bahwa penyediaan naskah ujian national sampai 20 paket dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kredibilitas hasil UN. Peluang terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional semakin sempit.  Masing-masing siswa akan mengerjakan soal berbeda karena setiap ruang ujian disii oleh 20 peserta ujian. Selain itu, disediakannya 20 paket Ujian Nasional karena pemerintah berencana mengintegrasikan hasil UN tingkat SMA sebagai tiket masuk perguruan tinggi negeri.
(Sumber foto: lingkaranmedia.blogspot.com)

               Yang menjadi pertanyaan adalah apakah  dengan penyediaan 20 paket Ujian Nasional kecurangan tidak akan lagi terjadi.
               Penyediaan 20 paket soal atau jumlah yang lebih besar dari itu tetap akan membuka peluang terjadinya kecurangan bila pola distribusi dan pengamanan soal tidak diperketat. Ditengarai penyebab pertama dan utama kecurangan atau kebocoran soal UN  adalah pada dua hal tadi. Perlu pengetatan yang lebih tinggi pada saat pendistribusian soal Ujian Nasional, misalnya dari provinsi ke kabupaten, dari kabupaten (dalam hal ini kantor Polres) ke tingkat kecamatan (Polsek).
               Pola pengawasan ruang ujian juga perlu diantisipasi. Guru-guru pengampu mata pelajaran yang diujikan seharusnya tidak dilibatkan  menjadi pengawas ruang ujian nasional maupun tinggal di sekolah. Pihak Dinas Pendidikan harus lebih teliti dan selektif dalam pengaturan guru pengawas ruang ujian nasional dengan tidak menjadikan guru pengampu mata pelajaran bertugas mengawasi pelaksanaan Ujian Nasional. Selain itu, pihak terkait juga perlu melarang guru pengampu mata pelajaran berada di sekolah tempat pelaksanaan Ujian Nasional pada saat Ujian Nasional berlangsung.
               Memang untuk mendapatkan hasil Ujian Nasional yang kredibel perlu kerja ekstra. Berapapun jumlah paket soal yang disediakan tetap akan percuma bila tidak diiringi dengan pehatian yang besar dari segi distribusi dan pengamanan soal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar